Dibalik indah yang mengemuka, ternyata selalu saja ada tanya yang membelit maya.
Tentang senyumnya yang masih samar membunuh kepiluan.
Tentang diamnya yang meniupkan gairah praduga.
Mungkin terlalu dini menyebut ini keindahan yang membahagiakan.
Keindahan yang masih serupa pelangi, mungkin ini lebih masuk di nalar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar