BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji bagi
Allah swt yang telah menjadikan sebab untuk segala sesuatu, Zat yang telah
menurunkan Kitab yang penuh dengan keajaiban kepada seorang hamba-Nya. Kitab
yang di dalamnya terdapat hikmah dan informasi tentang segala sesuatu.
Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, manusia termula baik non-Arab
maupun Arab. Manusia yang keluarga dan nasabnya suci. Semoga shalawat dan salam
juga selalu tercurah kepada para sahabat dan keluarga beliau yang mulia.
Mengenai Istimewanya kitab suci yang Allah turunkan kepada umat
muslim penulis mencoba mengkaji tentang Surah Al-Ashr, semoga bisa memperluas
pengetahuan pembaca dalam hal ini.
Surah ini adalah
surat Makiyyah, demikian pendapat ulama kecuali segelintir dari mereka. Namanya
surat Al-ashr telah dikenal sejak zaman Nabi saw dan para sahabat beliau.
Diriwayatkan bahwa sahabat-sahabat Rasululloh tidak berpisah kecuali setiap
mereka membacakan surat Al-ashr kepada temannya (HR ath-Thabrani melalui
Ubaidillah Ibn Hushain).
Tema utamanya
adalah tentang pentingnya memanfaatkan waktu dan mengisinya dengan aktivitas
yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sebaab jika tidak, kerugian
dan kecelakaanlah yang menanti mereka.
Imam Syafi’i
menilai surah ini sebagai salah satu surat yang paling sempurna petunjuknya.
Menurut beliau : “Seandainya umat Islam memikirkan kandungan surat ini, niscaya
(petunjuk-petunjuknya) ,mencukupi mereka”.
Surat ini
merupakan surat ke-13 dari segi perurutan turunnya. Ia turun sesudah Al Nasyrah
dan sesudah surat Al-Adiyat. Ayatnya disepakati berjumlah 3 ayat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teks ayat, makna mufrodat dan terjemahnya
Kata وَالْعَصْرِ : Huruf Wâw tersebut adalah Wâw al-Qasam (huruf yang bermuatan sumpah)
Sedangkan kata al-‘Ashr artinya masa dimana terjadinya gerak-gerik manusia.
Sedangkan kata al-‘Ashr artinya masa dimana terjadinya gerak-gerik manusia.
Kataاْلإِنسَان : maksudnya adalah semua individu manusia. Al-insnl manusia
terambil dari akar kata yang dapat berarti gerak atau dinamisme, lupa,
merasa bahagia (senang). Ketiga arti ini menggambarkan sebagian dari
sifat serta ciri khas manusia. Ia bergerak bahkan seyogianya memiliki
dinamisme, ia juga memiliki sifat lupa atau melupakan kesaalahan-kesalahan
orang lain serta ia pun merasa bahagia dan senang bila bertemu dengan jenisnya
atau selalu memberi kesenaangan dan kebahagiaan kepada diri dan makhluk-makhluk
lainnya.
Kata (لفى) la fi
adalah gabungan dari huruf lam yang menyiratkan makna sumpah dan huruf fi
yang mengandunga makna waddah atau tempat. Dengan kata tersebut,
tergambar bahwa seluruh totslitas manusia berada di dalam satu waadah kerugian.
Kerugian seakan-akan menjadi satu tempat atau wadah dan manusia berada
serta diliputi oleh wadah tersebut.
Jika demikian, waktu harus dimanfaatkan. Apabila tidak di isi maka kita
merugi, bahkan kalaupun di isi tetapi dengan hal-hal yang negatif maka manusia
pun diliputi oleh kerugian. Disinalah terlihat kaitan antara ayat pertama dan
kedua dan dari sini pula ditemukan sekian banyak hadist Nabi saw yang
memperingati manusia agar mempergunakan waktu dan mengaturnya sebaik mungkin. “Dua
nikmat yang sering dilupakan (di sia-siakan) banyak manusia, kesehatan dan
waktu”.
Kalimat إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ : Allah Ta’ala menjelaskan bahwa semua
manusia berada dalam kerugian total kecuali orang yang memiliki empat
kualifikasi yaitu iman, amal shalih, nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
Jadi mereka mengoleksi antara pembenaran dan iman terhadap hal yang
diperintahkan Allah agar beriman dengannya. Namun, iman tidak akan dapat
terealisasi tanpa keberadaan ilmu yang merupakan cabang darinya dimana hanya
bisa terlengkapi dengannya. Sedangkan amal shalih mencakup semua perbuatan
baik, yang zhahir maupun bathin, wajib maupun Mustahabb (dianjurkan) yang
terkait dengan hak-hak Allah dan hak makhluk-Nya.
Kalimat وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ : mereka saling nasehat-menasehati,
berjanji, mewasiatkan satu sama lain, menggalakkan dan mensugesti untuk selalu
beriman dan beramal shalih.
Kalimat وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ : mereka saling berwasiat satu sama lain
agar bersabar berikut dengan semua jenis-jenisnya, yaitu: sabar di dalam
berbuat keta’atan kepada Allah, sabar untuk tidak berbuat maksiat kepada-Nya
dan sabar terhadap takdir-takdir Allah yang tidak mengenakkannya.
Di dalam surat yang agung ini jelaslah bahwa semua manusia berada
dalam kerugian kecuali orang yang memiliki empat kualifikasi, yaitu iman, amal
shalih, nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati
supaya menetapi kesabaran. Dengan dua hal pertama (iman dan amal shalih),
seorang hamba dapat melengkapi dirinya sendiri sedangkan dengan dua hal
berikutnya dia dapat melengkapi orang lain dan dengan melengkapi
keempat-empatnya, maka jadilah seorang hamba orang yang terhindar dari kerugian
dengan meraih keuntungan yang besar. Inilah yang tentunya akan selalu
diupayakan oleh seorang insan yang berakal di dalam kehidupannya.
B.
Kaidah-kaidah (hukum) ilmu Tajwid dari semua kalimat / katanya
secara lengkap
والعصر :
Terdapat alif lam qomariah, karena alif lam bertemu dengan salah satu huruf
qamariah (ء ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه ) sehingga
alif lam dibaca jelas/terang.
ان : Gunnah
نالانسا :
Terdapat Mad Tabi’i karena alif sukun setelah harokat fathah.
لفي :
Mad Tabi’i karena terdapat ya sukun setelah harokat kasroh
ينالذ : Mad Tabi’i karena
terdapat ya sukun setelah harokat kasroh
امنوا : Terdapat mad tabi’i dan mad badal, mad
badal karena hamzah yang berharakat fathah. Panjang bacannya satu alif/dua
harakat. Mad tabi’i karena terdapat wau sukun setelah dhammah.
وعملوا : Mad tabi’i, karena terdapat wau sukun
setelah dhammah.
الصلحت : Terdapat Alif lam Syamsiah, Mad badal. Karena
ada alif lam yang bertemu salah satu huruf samsiyyah (ط
ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل) dan
harus dibaca samar. Mad badal karena hamzah yang berharakat fathah. Panjang
bacannya satu alif/dua harakat.
وتوا : Mad tabi’i karena
terdapat alif sukun setelah harokat fathah.
صوا با لحق : Terdapat Mad Layyin dan alif
lam qomariah, mad layyin karena wau mati setelah fathah. Panjangnya satu
alif/dua harakat. Alif lam qamariah karena terdapat alif lam bertemu salah satu
huruf qamariah, sehingga alif lam dibaca jelas/terang. Huruf alif lam qomariah
yaitu
(ء ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه).
با لصبر : Alim lam qamariah, karena terdapat alif lam
bertemu salah satu huruf qamariah (ء ب غ ح ج ك و خ ف ع
ق ي م ه ) sehingga alif lam
dibaca jelas/terang.
C.
Asbabun-Nuzul Surat
1.
Demi
masa. (QS. 103:1)
والعصر
Dalam ayat ini Allah SWT bersumpah dengan masa yang terjadi di
dalamnya bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas
kekuasaan Allah yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi dan Ilmu-Nya yang sangat
luas. Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masa itu sendiri, seperti
pergantian siang dengan malam yang terus-menerus, habisnya umur manusia dan
sebagainya merupakan tanda ke-Agungan Allah SWT. Dalam ayat lain yang sama
maksudnya, Allah berfirman :
ومن آياته
الليل والنهار والشمس والقمر
Artinya:
Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. (Q.S. Fussilat: 37) Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka dan lain-lain yang menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya. Dialah Tuhan yang harus disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik manfaat, sedangkan orang-orang kafir menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut hanya kepada suatu masa saja, sehingga mereka berkata, bila ditimpa oleh sesuatu bencana bahwa ini hanya kemauan alam saja. Tetapi Allah menjelaskan bahwa masa itu adalah salah satu makhluk-Nya dan di dalamnya terjadi bermacam-macam kejadian, kejahatan dan kebaikan. Bila seseorang ditimpa musibah adalah karena akibat tindakannya, masa tidak campur tangan dengan terjadinya musibah itu.
Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. (Q.S. Fussilat: 37) Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka dan lain-lain yang menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya. Dialah Tuhan yang harus disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik manfaat, sedangkan orang-orang kafir menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut hanya kepada suatu masa saja, sehingga mereka berkata, bila ditimpa oleh sesuatu bencana bahwa ini hanya kemauan alam saja. Tetapi Allah menjelaskan bahwa masa itu adalah salah satu makhluk-Nya dan di dalamnya terjadi bermacam-macam kejadian, kejahatan dan kebaikan. Bila seseorang ditimpa musibah adalah karena akibat tindakannya, masa tidak campur tangan dengan terjadinya musibah itu.
2.
Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,(QS. 103:2)
الا نسا ن لفي خسران
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk
Allah sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian. Perbuatan buruk manusia
adalah merupakan sumber kecelakaannya yang menjerumuskannya ke dalam
kebinasaan, bukan masanya atau tempat. Dosa seseorang terhadap Tuhannya yang
memberi nikmat tak terkira kepadanya adalah suatu pelanggaran yang tak ada
bandingannya sehingga merugikan dirinya.
3.
Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.(QS.
103:3)
الا الذ ين امنوا وعملوا الصلحت وتواصوابا لحق وتوا صوابا لصبر
Dalam ayat ini Allah menjelaskan agar manusia tidak merugi hidupnya
ia harus beriman kepada Allah, melaksanakan ibadat sebagaimana yang
diperintahkannya, berbuat baik untuk dirinya sendiri dan berusaha menimbulkan
manfaat kepada orang lain.
Di samping beriman dan beramal saleh mereka saling nasihat-menasihati
supaya menaati kebenaran dan saling nasihat-menasihati pula supaya tetap
berlaku sabar, menjauhi perbuatan maksiat yang Setiap orang cenderung
kepadanya, karena dorongan hawa nafsunya.
D.
Penafsiran para mufasir
Ada perbedaan
di antara para ahli tafsir dalam mengartikan ayat ini. Ada yang mengatakan
bahwa ‘Ashr itu adalah waktu ashar, sebaliknya dari waktu dhuha. Waktu dhuha
ialah seperempat waktu yang pertama sedangkan waktu ashar adalah seperempat
waktu yang terakhir. Sebagian lagi ber-pendapat bahwa ‘Ashr di situ berarti
masa, misalnya ‘Ashrush shahãbah (masa sahabat), ‘Ashrur rasul (masa Rasul). Al-’Ashr
dalam Bahasa Arab biasanya dipakai untuk menunjukkan babakan atau periodisasi,
misalnya ‘Ashrul hadid yang berarti zaman besi di dalam sejarah.
Menurut
sebagian besar mufasir, Wal-’Ashr itu menunjukkan zaman Rasul. Allah bersumpah
dengan zaman Rasul. Murtadha Muthahhari mengatakan bahwa sebetulnya zaman itu,
seperti juga makan (tempat), tidak ada yang baik atau jelek. Tidak ada waktu
yang mulia atau waktu yang hina. Tidak ada tempat yang suci dan tidak ada pula
tempat yang kotor. Seluruh waktu sama derajatnya dan seluruh tempat juga sama
derajatnya. Lalu apa yang menyebabkan satu waktu mempunyai nilai lebih tinggi
dari waktu yang lain? Hal itu karena adanya peristiwa yang berkaitan dengan
waktu itu. Satu tempat juga menjadi lebih mulia dari tempat yang lainnya bukan
karena tempatnya itu, melainkan karena tempat itu berkaitan dengan suatu
kejadian atau peristiwa.
Ar-Razi menulis dalam tafsirnya : “dalam surat ini
terkandung peringatan yang keras. Karena sebagian manusia dianggap rugilah
adanya, kecuali barang siapa yang berpegang dengan keempatnya ini. Yaitu : Iman,
amal salih, pesan-memesan kepada kebenaran dan pesan-memesan kepada kesabaran.
Itu menunjukan bahwa keselamatan hidup bergantung kepada keempatnya, jangan ada
yang ditinggal. Dan dapat juga diambil kesimpulan dari surat ini bahwa mencari
selamat bukanlah untuk diri sendiri saaja, melainkan juga disuruh menyampaikan
atau sampai-menyampaikan kepada orang lain.”
Menurut keterangan Ibnu Katsir pula di dalam tafsirnya
“suatu keterangan dari ath-Tabrani yang ia terima dari jalam Hammad bin Salmah,
dari Tsabit bin Ubaidillah bin Hashn : kalau dua orang sahabat-sahabat
Rasululloh saw bertemu, belumlah mereka berpisah melaainkan salah seorang
diantara mereka membaca surah al-ashr ini terlebih dahulu, barulah mereka
mengucapkan salam tanda berpisah”.
Imam Syafi’i berkata : “kalau manusia seanteronya sudi
merenungkan Surat ini, sudah cukuplah itu baginya”.
Iman, amal saleh dan ilmupun masih belum memadai. Memang,
ada orang yang merasa cukup serta puas dengan ketiganya, tetapi ia tidak sadar
bahwa kepuasan itu dapat menjerumuskannya, ada pula yang merasa jenuh. Oleh
sebab itu, ia perlu selalu menerima nasihat agar tabah, sabar, sambil terus
bertahan bahkan meningkatkan iman, amal dan pengetahuannya. Demikianlah surat
Al-Ashr memberi petunjuk bagi manusia.
E.
Analisis Isi Kandungan Surat
Tujuh keutamaan kandungaan surat Al-Ashr
Sebagai umat muslim, masih banyak yang jarang mengetahui isi
kandungan surat Al-Ashr. Untuk itu saya akan memaparkan tujuh keutamaan surat
Al-Ashr diantaranya :
1. Jaga waktu, Ajaran Islam sangat menghargai waktu. Allah Swt.
Sendiri berkali-kali bersumpah dalam al-Qur’an berkaitan dengan waktu. “ Wal ‘Ashri
( demi waktu)”, Wadh-Dhuha (demi waktu dhuha)”, Wal-Lail (demi waktu malam)
dll. Maka, sangat beruntunglah orang-orang yang mengisi waktunya dengan
efektif, yaitu orang-orang yang mempersembahkan yang terbaik dalam rangka
beribadah kepada-Nya. Allah berfirman dalam sebuah hadits Qudsi, “ Pada setiap
fajar ada dua malaikat yang berseru, “wahai anak Adam aku adalah hari yang
baru, dan aku datang untuk menyaksikan amalan kamu. Oleh karena sebab itu,
manfaatkanlah aku sebaik-baiknya. Karena aku tidak akan kembali lagi hingga
hari pengadilan ( HR. Turmudzi).” Ada pepatah mengatakan waktu adalah uang.
Mengingat akan pentingnya waktu maka kita dituntut untuk memanfaatkan waktu
dengan sebaik-baiknya.hadits Rosul yang artinya : Hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin, karena jika seandainya hari ini waktu kita sama dengan hari
kemarin maka termasuk orang yang merugi. Bahkan . Rhoma Irama dengan mengutip
hadits Rosul mengatakan : Ingat lima perkara sebelum lima perkara : hidup
sebelum matimu, masa muda sebelum masa tuamu, Kaya sebelum miskin, sibuk
sebelum senggang, sehat sebelum sakitmu.
2. Pelajari manusia, coba kita renungkan diri masing-masing.
Mengapa banyak diantara manusia yang tidak bersyukur akan ciptaan-Nya.
Diantaranya adalah karena mereka tidak tahu akan dirinya, siapa yang
menciptakan, untuk apa diciptakan, dan kepada siapa mereka dikembalikan. Dengan
mengenal diri maka kita akan mengenal Tuhannya, sesuai sabda Rosulullah Saw, Artinya
: barang siapa mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya. Pendidikan diri
dapat dilalui dengan keterbukaan diri dan berbicara dengan diri. Sungguh Allah
selalu mengetahui diskusi diri kita. Kebenaran yang sejati ada di sisi Allah,
sedangkan pada manusia ada kecendrungan baik dan buruk.
3. Hindari kehancuran, setiap manusia semua menginginkan untuk jauh
dari jurang kehancuran sebaliknya mereka ingin kehidupannya selamat dan bahagia
dunia dan akhirat. Tetapi sedikit orang yang berusaha mencari jalan untuk jauh
dari jurang kehancuran, maka rugilah mereka.
4. Dasari hidup dengan iman, Iman adalah membenarkan dengan hati,
mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan. Iman bukanlah bentuk
barang yang nyata, tetapi iman adalah abstrak tidak bisa dilihat. Namun contoh
riil dari buahnya iman adalah seorang yang pandai menjaga diri dari kemaksiatan
dan kejelekan. Seseorang yang memiliki iman yang kuat bisa memilih dan memilah
mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh karena itu hidup kita supaya selamat
dunia dan akhirat harus didasari dengan iman.
5. Isilah kehidupan dengan amal yang sholeh, amal yang sholeh
adalah amal atau perbuatan yang diperintahkan oleh Allah melalui Rosulnya.
Adapun contoh dari amal sholeh adalah melaksanakan sholat lima waktu setiap
hari, mengikuti jama’ah pengajian dimana pun berada, memberiikan sodaqah bagi
orang yang membutuhkan dan lain sebagainya.
6. Tegakan kebenaran, Menegakan kebenaran tidak semudah membalikan
telapak tangan, tetapi menegakan kebenaran perlu persiapan yang matang yakni
dengan ilmu yang banyak, iman yang kuat, mental yang sehat dan lain sebagainya.
Alangkah baiknya kita mampu menegakan untuk diri kita sendiri dan keluarga
terlebih dahulu kemudian orang lain sesuai dengan perintah Allah SWT dala surat
At-Tahrim ayat 6, Artinya : Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Banyak
sebahagian orang yang menentang kebenaran, karena mereka tidak tahu akan
dirinya yang sebenarnya. Dengan ketidak tahuan itu mereka tidak mau tahu akan
kebenaran dari Allah. Semoga mereka yang menentang kebenaran diberikan hidayah
oleh Allah SWT, sehingga mau mengikuti ajaran Rosulullah Saw. Amiin.
7. Hadapi kehidupan dengan sabar. Sebesar masalah datang
menghalang, maka apabila dihadapi dengan hati yang sabar maka masalahpun dengan
sendirinya akan teratasi.
Allah akan senantiasa dengan orang-orang yang sabar, artinya : Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar. Tiada alasan bagi kita semua untuk menyia-nyiakan setiap detik kesempatan yang telah diberikan Allah.
Allah akan senantiasa dengan orang-orang yang sabar, artinya : Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar. Tiada alasan bagi kita semua untuk menyia-nyiakan setiap detik kesempatan yang telah diberikan Allah.
F. Proses pembelajaran surat tersebut dengan baik sehingga
mencapai tujuan ! (jelaskan tujuan, pendekatan, metode, media dan evaluasinya).
Tujuan mempelajari surat al-ashr bagi siswa untuk lebih memahami
dan mengerti surat Al-Ashr. Mampu mengartikan surah Al Ashr dengan benar. Mampu menulis kata dan kalimat surah Al Ashr dengan
benar. Mampu menyebutkan sekaligus memahami isi pokok
surah Al Ashr.
Pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan
yang berpusat pada guru (teacher centre) karena siswa khusunya di kelas
rendah masih membutuhkan banyak bimbingan dari guru atau orang dewasa yang
pengetahuan dan pengalamannya lebih dari mereka.
Metode yang digunakan yaitu dengan diskusi
antara guru dan siswa, atau siswa dengan siswa dengan cara berkelompok juga
bisa membantu meringankan siswa dalam belajar tentang materi surat al-Ashr.
Medianya bisa dengan penayangan-penayangan
video tentang kisah yang terdapat dalam surat tersebut, atau dengan cara guru
menuliskan langsung di papan tulis surat al-Ashr dengan kaidah-kaidah ilmu
tajwid dan penulisan yang baik dan benar.
Untuk mengevaluasi hasil pembelajaran surat
al-Ashr bisa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru kepada
siswanya. Bisa juga dengan memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah
sehingga diketahui sejauh mana hasil pembelajaran yang telah di laksanakan.
BAB III
PENUTUP
Surah ini secara keseluruhan berpesan agar seseorang
tidak hanya mengaandalkan imannya saja tetapi juga amal salehnya bahkan amel
saleh pun bersama iman belum cukup. Amal saleh bukaan asal beraamal. Iman dan
amal saleh tanpa ilmu belum cukup, sungguh indah dan tepat gambaran yang
diberikan oleh Murtadha Muthahhari tentang keterkaitan antara iman dan ilmu.
Menurutnya : “ilmu memberi kekuatan yang menerangi jalan kitadan iman
menumbuhkan harapan dan dorongan bagi jiwa kita. Ilmu menciptakan alat-alat
produksi dan akselerasi, sedang iman menetapkan haluan yang dituju serta
memelihara kehendak yang suci. Ilmu adalah revolusi eksternal, sedang iman
adalah revolusi internal. Ilmu dan iman keduanya merupakan kekuatan, kekuatan
ilmu terpisah sedang kekuatan iman menyatu, keduanya adalah keindahan dan
hiasan, ilmu adalah keindahan akal, sedang iman keindahan jiwa”.
Iman, amal saleh dan ilmupun masih belum memadai.
Memang, ada orang yang merasa cukup serta puas dengan ketiganya, tetapi ia
tidak sadar bahwa kepuasan itu dapat menjerumuskannya, ada pula yang merasa
jenuh. Oleh sebab itu, ia perlu selalu menerima nasihat agar tabah, sabar,
sambil terus bertahan bahkan meningkatkan iman, amal dan pengetahuannya.
Demikianlah surat Al-Ashr memberi petunjuk bagi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
M. Quraish Shihab. 2009. Tafsir Al-Misbah. Lentera Hati. Jakarta.
Prof. Hamka. 2007. Tafsir Al-Azhar. Pustaka Panjimas. Jakarta.
http://asifauqolbi-islamiblog9-aburidza.blogspot.com/2011/07/tafsir-surat-al-ashar.html
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/26/tujuh-keutamaan-kandungan-surat-al-ashr-503779.html